IRO Unimus Gelar International Workshop Sekolah Internasional

ket foto: Ustad Zulfan saat berbicara di depan peserta International Workshop di Unimus (Foto dok)

SEMARANG ( kampussemarang.com)  – Sekolah sekolah di Indonesia, termasuk sekolah di lingkungan Muhammadiyah, perlu meningkatkan diri menjadi sekolah bertaraf internasional yang sesungguhnya. Setidaknya ada dua cara menjadikan sekolah menuju internasionalisasi yaitu menggunakan kurikulum internasional dan banyak mengirim siswanya mengikuti berbagai ajang lomba tingkat internasional. Sedangkan cara pendukung internasionalisasi lainnya bisa dilakukan di antaranya pertukaran siswa dan guru ke sekolah luar negeri, seminar bersama, dan lain lain.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia Ustad Zulfan Haidar Zamzuri Umar di hadapan sekitar 400 guru/kepala sekolah SD sampai SLTA Muhammadiyah se Jateng yang mengikuti “International Workshop Program” kerjasama Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah dengan PW Muhammadiyah Jateng, PW Aisyiyah Jateng dan International Relationship Office (IRO) Universitas Muhhamdiyah Semarang (Unimus) di kampus Unimus Senin (15/10/2018). Acara dibuka WR I Unimus Dr Sri Darmawati MSi.

Menurut Zulfan yang juga Kepala Sekolah International Islamic School Malaysia ini, internasionalisasi sekolah tidak harus sekolah tersebut menggunakan bahasa Inggris dalam pengajaran semua mata pelajaran. Justru seringkali kalau bahasa Inggris diajarkan untuk pelajaran di luar bahasa Inggris pada siswa, siswa mengalami kesulitan karena di luar kelas bahasa Inggris jarang digunakan masyarakat dan buku buku pelajaran sekolah tentang semua ilmu ditulis dalam bahasa Indonesia. Sehingga bahasa Inggris cukup diajarkan untuk bisa berkomunikasi sehari hari bukan sebagai pengantar dalam mengajarkan semua ilmu seperti Matematika, IPA, Ilmu sosial dan lain sebagainya.

“Bahasa internasional itu tidak hanya bahasa Inggris sehingga sekolah bisa menggunakan bahasa asing lain misalnya bahasa Arab. Bahasa Arab juga sebagai bahasa internasional sehingga komunikasi di sekolah bisa memakai bahasa Arab atau bahasa internasional lainnya yang diakui PBB sebagai bahasa internasional. Sekolah tempat saya mengabdi menggunakan kurikukum Cambridge yang ujiannya juga akan dikirim dan dikoreksi di Inggris. Sekolah kami merupakan salah satu sekolah internasional bercirikan Islam dengan menggunakan kurikulum Cambridge untuk pelajaran umumnya sedangkan untuk pelajaran pelajaran agama tentu saja kami yang merancangnya sendiri” ujar Zulfan yang sejak 1989 lalu tinggal di Malaysia namun berstatus masih tetap WNI.

Menurutnya secara prinsip memang ada perbedaan sistem pendidikan antara Malaysia dan Indonesia di antara penyebabnya Indonesia dijajah Belanda dan Malaysia dijajah Inggris yang kemudian negara penjajah mewarnai sistem pendidikan negara yang dijajahnya. Di Malaysia misalnya SMP dan SMA jadi satu selama 6 sampai 7 tahun sedang di Indonesia  SMP dan SMA dipisah masing masing 3 tahun. Untuk pendidikan tinggi, kebanyakan S1 dan S2 Malaysia tidak ada skripsi atau tesis tetapi di Idonesia ada.

Terkait dengan mata pelajaran siswa, Zulfan menyatakan di sekolah Malaysia siswa harus menguasai 3 pelajaran inti Matematika, Bahasa Inggris dan Sains sebisa mungkin harus nilai A, sedangkan sejumlah mata pelajaran lain tidak harus sempurna di antaranya Sejarah, OR, Ketrampilan, Seni, dan lain lain. SD di Malaysia kelas 1 sampai 3 tidak diberi pelajaran layaknya di Indonesia tetapi hanya bermain sambil belajar dasar dan konsep Matematika, Sains dan Bahasa Inggris, semuanya lewat permainan edukatif . Kemudian kelas 4 dan 5 sebagai waktu belajar yang sesungguhnya dan mulai awal kelas 6 sudah dipersiapkan untuk belajar mata Ujian Negara selama setahun di kelas 6.

“Tantangan tersendiri bagi kami sebagai sekolah Islam yang harus bisa menerima semua madhab Islam yang ada karena semua siswanya berlatar belakang semua mazhab Islam, berasal dari limapuluh negara dengan budaya dan karakter yang berbeda beda. Tetapi alhamdulilah kami bisa mengatasi perbedaan yang ada dan sekolah kami menjadi salah satu sekolah Cambridge yang dipercaya menjadi tempat menginduk ujian Cambridge bagi sekolah sekoleh Cambridge lainnya di Malaysia” tandas Zulfan. (Ks01)

About Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Dies Natalis ke 54 UIN Walisongo, Menag: Pentingnya Merawat Kerukunan 

SEMARANG (kampussemarang.com)- Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar sidang senat terbuka dalam rangka Dies ...