Menikmati Tour Jalan Kaki Menyusuri Kota Lama Semarang

 

ket foto: sejumlah peserta Walking Tour kota Semarang saat berpose di Masjid Layur (foto dok)

SEMARANG (kampussemarang.com)- Sejumlah remaja dan orang tua asyik berjalan santai menyusuri jalanan di sekitar kawasan Kota Lama di Kota Semarang. Tak ketinggalan mereka memotret atau berselfi dan wefi seraya mengabadikan salah satu masjid tertua di kota Lunpia ini, Masjid Menara Masjid Melayu) atau Masjid Layur, yang ada di Jalan Layur. Dan ternyata mereka merupakan rombongan tour dengan berjalan kaki santai dengan komando (guide) anak muda bernama Ardhi.

Menurut Ardhi dengan bendera Tour Bersukaria, tour yang dijalankannya bermacam jenis, termasuk yang umum dikerjakan usaha tour lainnya yaitu privat tour dan open trip. Namun ada satu jenis tour lagi yang makin benyak diminati masyarakat baik dari luar kota bahkan masyarakat Semarang sendiri juga banyak yang ikut yaitu walking tour atau tour dengan jalan kaki santai, kalau cape istirahat, bisa sambil beli makanan minuman di sepanjang rute tour yang telah ditentukan sesuai paket (ada 9 paket).

“ Konsep walking tour, tour sehat karena jalan kaki, mengabadikan objek bersejarah, memahami sejarah lewat cerita guide secara detail. Lewat jalan kaki maka penjelasan dan pemandangan yang bisa dilihat sangat detail sekaligus nyantai. Tiap paket walking tour memakan waktu sekitar 2 sampai 3 jam dan ada paket yang yang sedikit lebih lama yaitu paket multicultural atau paket menyusuri jejak sejarah etnis Melayu, Arab, Pakistan/Gujarat, Eropa, dan Cina dengan berlatar belakangan berbagai agama yang bisa hidup berdampingan dari dulu sampai sekarang” ujar Ardhi.

Bayaran atau fee untuk tour ini pun unik, bukan gratis tetapi silakan bayar sesuai keiklasan dan sesuai kepuasaan masing masing terhadap pelayanan, cerita sejarah atau informasi yang disampaikan guide. Jadi peserta waking tour membayar sesuai kepuasaan masing masing peserta, atau istilah lainnya pay as you want. Sembilan paket (rute) walking tour yang diadakan tiap Sabtu dan Minggu ini selain Muticutural, ada Bodjong Weg Tour, Candi Baroe Tour, China Town Tour, Kampoeng Kota Tour, Kauman Tour, Old Town Tour, Raja Goela Tour, dan Spoorweg Journey Tour.

Para peserta walking tour biasanya mengetahui lewat medsos di internet, lalu daftar hari, jam, dan paketnya kemudian akan dihubungi pihak guide tentang tempat titik kumpul (seringkali di depan kantor Pos Besar sekitar titik Nol Kota Semarang) dan apa saja yang perlu dipersiapkan misalnya pakai dan sepatu santai, payung, jas hujan, topi dan beberapa ribu uang terutama bagi peserta yang ditengah perjalanan membeli makan minum serta hal hal lain yang diinginkannya. Bagi peserta yang ingin membawa anak boleh boleh saja tetapi harus dipastikan tidak terlalu muda usia karena berjalan dengan durasi dua sampai tiga jam (meski jalannya santai).

Salah satu peserta, Puji, merasa sangat senang dan menikmati walking tour dengan guide sangat bersahabat. Dia daftar lewat medsos (tweeter) dan menurutnya sangat membantu dirinya mengenal secara cepat tentang sejarah kota Semarang, mengingat dirinya yang asal Jatim ini baru beberapa bulan tinggal di Kota Semarang karena pekerjaan. Tour santai, menyehatkan karena berjalan (membakar kalori/lemak) sangat leluasa berfoto ria, berinteraksi dengan masyarakat di sepanjang perjalanan serta membeli minuman dan makanan yang ada di perjalanan, tentu saja juga kisah atau cerita sejarah kota Semarang lewat Guide menjadi pengalaman tersendiri dan dia-pun bersiap ingin mengikuti paket paket lainnya di waktu waktu mendatang.

Khusus paket yang sedang Puji ikuti (Multicultural Tour) dia sangat senang, tour dimulai dari Titik Nol Kilometer Kota Semarang (Depan Kantor Pos Besar Semarang), lalu menuju masjid tua Masjid Menara/Masjid Layur.Masjid Kampung Melayu yang berada di Jalan Layur Kampung Melayu, melewati bangunan bangunan tua bukti kejayaan masa lalu kota Semarang, sampai Gereja Gedangan atau Gerja Santo Yusup dengan sekolah pastoral, asrama dan lain sebagainya di jalan Ronggowarsito (Gereja Katolik pertama di Semarang), kemudian Gereja Blenduk (gereja Prostestan) atau Gereja Immanuel, lalu Masjid Pekojan, dan Klenteng Tay Kak Sie (di Gang Lombok) kemudian berakhir dengan menyusuri Kali Semarang sampai kembali ke titik point tempat kumpul di Kantor Pos Besar. Saat menyusuri piggir Kali Semarang, lewat cerita Guide, ingatan kita dibawa pada jaman kejayaan kota Semarang dimana kapal kapal internasional dari laut bisa masuk sampai jauh membelah kota Semarang melewati para pedagang dan masyarakat Melayu, Arab, Cina, Eropa di sepanjang Kali Semarang.

Rupanya Bersukaria Tour menginginkan peserta walking tour sebisa mungkin suka ria, sambil kenalan dengan sesama peserta tour, menikmati jalan santai, foto sepuasnya, istirahat kalau cape dan makan minum membeli dari masyarakat sepanjang perjalanan. Ardhi menyebut kalau walking tour terinspirasi dari tour sejenis di Eropa yang mulai ada sekitar tahun 2000-an (dipopulerkan di Berlin Jerman serta meluas ke seluruh Eropa). Wilayah walking tour ini terutama di Jateng serta kota Semarang yang memang banyak diminati para peserta. (ks 01)

About Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Dies Natalis ke 54 UIN Walisongo, Menag: Pentingnya Merawat Kerukunan 

SEMARANG (kampussemarang.com)- Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar sidang senat terbuka dalam rangka Dies ...