Kampussemarang.com Portal Berita Online – Informasi Seputar Berita Khusus Kampus Tentang Pendidikan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dari Berbagai Kampus di Kota Semarang
ket foto: Susana acara “Ulama Menyapa Goes To Campus” di Unimus (foto dok)
SEMARANG (kampussemarang.com)- Dunia perguruan tinggi (PT) alias kampus perlu mewaspadai agar ajaran atau aliran radikalisme tidak menyentuh dunia kampus. Ini mengingat usia mahasiswa merupakan usia sedang mencari identitas atau jati diri yang terkadang gampang terpengaruh hal negatif kalau tidak dibentengi agama, moral dan ideologi Pancasila.
“Makna atau arti radikalisme itu luas, tidak hanya terkait radikalisme dalam agama, ajaran lain atau ideologi lain yang dipaksakan ke masyarakat ini juga tindakan radikal. Tentang radikalisme masuk kampus, sangat terasa beberapa tahun lalu ketika sejumlah mahasiswa Indonesia ikut kelompok negara islam Indonesia atau NII yang menganggap NKRI negara jahiliyah sehingga ingin mendirikan NII serta boleh tidak taat pada orang tua karena orang tuanya bukan anggota NII” ujar Rektor Unimus Prof Dr H Masrukhi MPd saat tampil sebagai narasumber “Ulama Menyapa Goes to Campus” di kampus Unimus Kamis sore (14/2/2019). Acara tersebut kerjasama Unimus, MUI Jateng, Masjid Agung Jawa Tengah dan Masjid Kauman Semarang. Selain KH Fadlolan, hadir pula dari MUI Jateng Drs KH Muhyiddin MAg (Sekretaris Umum MUI Jateng) dan Isdiyanto Isman (Sekretaris Komisi Infokom MUI Jateng sekaligus fasilitator program Ulama Menyapa Goes To Campus.
Pada acara tersebut Prof Masrukhi bercerita saat maraknya NII merekrut mahasiswa. Saat itu kondisi mahasiswa sangat payah dan banyak yang sudah sampai dicuci otak sehingga diperlukan tindakan khusus untuk pemulihan jati diri mereka. Sehingga dewasa ini kampus harus mampu membentengi dari tindakan radikalisme yang menyasar generasi muda termasuk kalangan kampus.
“Organisasi kemahasiswaan atau kelompok diskusi merupakan salah satu sarana mendapatkan soft skill yang sangat berguna bagi mahasiswa dalam mencari kerja setelah lulus. Soft skill lewat berbagai organisasi kemahasiswaan sekaligus diharapkan bisa ikut membentengi tindakan atau ajaran radikalisme yang ingin masuk kampus. (ks01)
