Unimus Deklarasikan Kampus Tolak Radikalisme dan Terorisme

krt foto: perwakilan mahasiswa Unimus saat deklarasi menolak radikalisme dan terorisme di kampus (foto dok)

SEMARANG (kampussemarang.com)- Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus)  menggelar “Joint Analysis: Dialog dan Deklarasi Menolak Radikalisme dan Terorisme di Lingkungan Kampus” di Rumah Sakit Gigi Mulut Pendidikan (RSGMP) Unimus Jl Kedungmundu, Rabu (19/09/2018). Dialog menampilkan nara sumber Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jateng Dr Tafsir MAg, Rektor Unimus Prof Dr Masrukhi MPd, Kasubdit 4 Dit Intelkam Polda Jateng AKBP Guki Ginting SIK MSI, Pengurus MUI Jateng Dr KH Fadlolan Musyaffa’ LC MA, dan mantan teroris Ustad Abu Tholud.

Rektor Unimus Prof Dr Masrukhi MPd menyatakan kalangan kampus hendaknya belajar dari kasus organisasi terlarang Negara Islam Indonesia atau NII yang beberapa tahun lalu pernah muncul ke permukaan. Waktu itu NII “berhasil” menarik sejumlah mahasiswa ikut dalam gerakannya. Mereka yang berhasil direkrut NII biasanya mengalami perubahan luar biasa, misalnya yang semula sering berkumpul dengan banyak teman menjadi penyendiri, dia sering mengaku datang ke pengajian tetapi tidak mau menyebutkan di mana pengajiannya. Bahkan ada yang sampai parah berupa cuci otak sehingga mahasiswa korban NII tersebut tidak lagi mengenali orang tuanya.

Sedangkan Ketua PWM Jateng  Dr Tafsir MAg yakin masyarakat termasuk para mahasiswa tidak akan ikut gerakan radikalisme ataupun terorisme kalau mereka memegang teguh ajaran Islam serta menjalankan secara utuh pelajaran yang didapat lewat organisasi keislaman yang diikutinya seperti Muhammadiyah ataupun NU.

“Kalau seutuhnya mengikuti Islam berkemajuan atau Muhammadiyah maupun Islam Nusantara atau NU maka tidak akan ada masyarakat atau mahasiswa ikut aliran radikal atau terorisme. Karena organisasi Islam di Indonesia semuanya baik mengingat mereka mengakui sepenuhnya NKRI, Pancasila dan UUD 1945” ujar Tafsir.

Pada kesempatan dialog tersebut Ir Mustofa atau lebih dikenal dengan Ustad Abu Tholud menceritakan tentang dirinya yang dulunya pernah ikut dalam kelopmpok terorisme karena ketidaktahuannya dan sekarang sudah sadar seraya meminta mahasiswa menolak gerakan radikalisme dan terorisme yang banyak menyasar kalangan mahasiswa. Abu Tholud bercerita tentang dirinya di tahun 1985 sampai 1993 berada di Afganistan, kemudian di Filipina dan lain sebagainya yang akhirnya membawa dia masuk penjara di Cipinang serta Kedungpane.

Abu Tholud yang dulunya pernah menjadi aktivis mahasiswa ini membedakan dua tipe radikalisme yaitu radikalisme konstruktif dengan ciri taat beragama, tanggungjawab , jujur dan lain lain dengan radikalisme destruktif dengan ciri di antaranya abai terhadap agama, tidak bertanggungjawab, dusta dan lain lain.

Dialog akhinrya ditutup dengan deklarasi mahasiswa Unimus yang menolak adanya radikalisme dan terorisme di kampus ini. (ks01)

ket foto: para pembicara menunjukkan perjanjian kerjasama Unimus dengan Polda Jateng terkait pendidikan dan kegiatan anti radikalisme di kampus Unimus (foto dok)

About Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Kelas Haruslah  Menyenangkan, Dosen Vokasi Undip Inisiasi Terobosan Video Pembelajaran Pengukuran Jalan

SEMARANG (kampussemarang.com)- Langkah mewujudkan kelas yang menyenangkan penting untuk mendukung transfer ilmu pengetahuan secara lebih ...