Untuk Calon Dokter dan Dokter, Kemampuan Komunikasi Sangat Menentukan Kesuksesan

ket foto: para pembicarakuliah umum di FK Unimus (foto Dok)

SEMARANG (kampussemarang.com)- Kemampuan komunikasi sangat diperlukan dalam karir seorang dokter sehingga sejak menjadi mahasiswa kedokteran, calon dokter harus bisa memiliki soft skill komunikasi yang baik. Soft skill komunikasi ini kelak sangat berguna bagi karir dokter kaitannya dengan komunikasi dengan pasien, keluarga pasien, rekan sejawat serta seniornya dan masyarakat pada umumnya.

Bahkan terkadang kemampuan komunikasi menjadi sangat penting, di atas pentingnya kemampuan intelektual seorang dokter. Dari sebuah penelitian di Amerika beberapa tahun lalu, di antara 20 kemampuan softskill dan hardskill yang menentukan keberhasilan pekerjaan, ternyata kemampuan komunikasi menempati urutan teratas sedangkan Indeks Prestasi (IP) menempati urutan ke 17.

Poin tersebut terungkap pada seminar dan kuliah umum “Komunikasi Interpersonal yang Efektif, Efisisen dan Memadai”  yang diselenggarakan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang (FK Unimus) di kampus kompleks RS Roemani Semarang, Selasa (14/11). Tampil sebagai nara sumber dalam kuliah umum ini Prof DYP Sugiharto MPd Kons (pakar psikologi Unnes, Koordinator Kopertis VI Jateng), Dekan FK Unimus Prof Dr dr Rifki Muslim SpB SpU(K), Kim Maria Christina Rooijackers MSC dan Erik Hans Schuurman (keduanya dari Eroasian Forum Occupational Health Netherland Belanda yang juga owner RoSch Tarining/Trainer Program Effective Communication for Doctor-Patient, Belanda) dan Moh Yusuf PhD (Direktur Eksekutif International Relationship Officer/IRO Unimus).

“Bagi profesi dokter, komunikasi efektif sangat penting, 70% diagnose penyakit bisa diketahui lewat komunikasi efektif dengan pasien sedangkan 30 persen lainnya dari bantuan foto, hasil lab, USG dan alat akat lainnya. Dokter dianggap malpraktek terkadang bukan karena salah tindakan medis tetapi akibat komunikasi dokter tersebut yang jelek yang berujung dianggap malpraktek. Komunikasi yang baik sangat dibutuhkan dokter saat komunikasi dengan pasien, keluarga pasien, sesama dokter, dokter yang lebih senior dan masyarakat” ujar Prof Dr Rifki Muslim SpB SpU(K).

Senada, Prof DYP Sugiharto menyatakan komunikasi efektif sebagai sarana penting dokter melakukan layanan yang prima, memberi kepuasaan pasien, sekaligus sebagai strategi pemenangan kompetensi pada profesi kedokteran. Kemampuan komunikasi ditopang dengan “amunisi” berupa empati dan kesantunan bisa menjadikan dokter menjadi sukses menjalankan profesinya. Kemampuan tersebut harus dilatih terus sampai akhirnya terinternalisasi dalam diri dokter.

Sedangkan Kim Maria Christina Rooijackers MSC dan Erik Hans Schuurman (psikolog dari Belanda) menyatakan kemampuan komunikasi verbal maupun non verbal sangat diperlukan dokter. Contoh komunikasi non verbal di antaranya jalinan kontak mata, gerakan tubuh, senyum dan ekspresi wajah, body language, paralanguage dan jarak komunikasi antara dokter dan pasien. Bagaimana seorang dokter dan pasien bisa bekerjasama yang berujung pada suksesnya tindakan medis banyak dipengaruhi oleh sejauh mana pula komunikasi efektif bisa dijalankan oleh dokter dengan dukungan pasien. (ks01)

 

 

About Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Keren, Ciptakan Inovasi Kulit Jeruk, Lulusan Vokasi Undip Raih Tiga Paten Granted

  SEMARANG ( kampussemarang.com)- Inovasi para mahasiswa ternyata bisa menjadi solusi permasalahan yang dihadapi masyarakat ...