FIP Unnes Gelar Pertemuan FIP JIP: Mrncari Formula Ideal Pendidikan Calon Guru

ket foto: Rektor Unnes (4 dari kiri) dan Dekan FIP Unnes 2 dari kiri) bersama sejumlah pejabat Unnes serta 4 pembicara asal luar negeri (Foto dok)

 

SEMARANG (kampussemarang)- Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Prof Dr Fathur Rokhman MHum didampingi Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Unnes Prof Dr Fakhruddin MPd membuka pertemuan Forum Ilmu Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan (FIP-JIP) Indonesia di UTC Unnes, Rabu sore (13/09/2017), dihadiri 750 peserta dari berbagai perguruan tinggi (PT) kependidikan untuk berbagi gagasan dan temuan hasil penelitian mereka.

Forum FIP JIP merupakan forum 2 tahunan yang sebelumnya diselenggarakan di Universitas Negeri Gorontalo, bertujuan mempererat kerjasama dan komunikasi FIP dan jurusan kependidikan di PT Kependidikan se Indonesia. Terutama berkaitan dengan upaya pengembangan kualitas pendidikan calon guru di Indonesia. Pada forum FIP JIP juga digelar “the 9th international conference for Science  educators and teachers” bertemakan “actualizing education science in developing sovereignty and competitiveness of the nation” dengan pembicara internasional di antaranya Dr Branislav Pulala (Slovakia), Prof Ranbir MalikPhD (Australia), Dr Minna Makihonko (Finlandia) dan Prof Hamdan Said PhD (Malaysia).

Dekan FIP Unnes Prof Fakhruddin dan Humas FIP JIP Edi Subkhan menyatakan, selain itu para delegasi forum FIP JIP juga mengadakan pertemuan kolegial membahas perkembangan terkini isu-isu spesifik di bidang masing-masing FIP JIP. Baik isu keilmuan maupun praksis pendidikan di lapangan dan yang menjadi fokus pembahasan dalam forum kali ini menyangkut pendidikan calon guru. Terlebih ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan Pendidikan Profesi Guru (PPG) prajabatan, maka Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) perlu segera meresponnya dengan mengkaji ulang konstruksi kurikulum S1 prodi Kependidikan disandingkan dengan program PPG.

“Ini cukup menantang karena banyak LPTK sekarang berstatus universitas yang artinya tidak hanya menyelenggarakan program kependidikan saja melainkan juga non kependidikan. Tuntutan untuk dapat mengimbangi kualitas dari PT non kependidikan di kancah nasional dan internasional menjadi tantangan tersendiri. LPTK sekarang menghadapi banyak tantangan yang tidak mudah, terlebih perkembangan TI dan Komunikasi sangat cepat dan berpengaruh besar pada dunia pendidikan. Di sisi lain, secara riil Indonesia masih dihadapkan berbagai masalah seperti kemiskinan, kesenjangan kelas sosial, korupsi, dan kualitas pendidikan yang belum merata. Diharapkan lewat forum ini muncul solusi-solusi cerdas mengatasi berbagai masalah tersebut.Termasuk gambaran pendidikan calon guru yang ideal yang memiliki kompetensi unggul serta relevan menghadapi tantangan tersebut” ujar Prof Fakhruddin. (ks01)

About Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Selamat, Jurnal Hukum Unissula Terindeks Scopus Q1

Di usianya yang ke 39 tahun Jurnal Hukum Unissula berhasil meraih prestasi luar biasa dengan ...