Teliti Air Limbah Tahu Sebagai Sumber Energi Terbarukan, Suparni Raih Doktor Ilmu Lingkungan Undip

 

ket foto: Dr Suparni Setyowati Rahayu (no 4 dari kiri) bersama para penguji (Foto Dok)

 

SEMARANG (kampussemarang.com)- Dosen Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang (Polines) Dra Suparni Setyowati Rahayu, M.Si berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu lingkungan di Universitas Diponegoro (Undip).

Disertasi dengan judul “Integrasi Produksi Bersih dan Pengolahan Air Limbah Industri Kecil Tahu Menjadi Biogas Sebagai Energi Terbarukan dengan Menggunakan Anaerobic Sequencing Batch Reactor (AnSBR)” disampaikannnya dalam ujian terbuka (promosi) doktor ilmu lingkungan, sekolah pascasarjana Undip, di kampus Pascasarjana Undip, Senin (06/03/2017).

Selaku ketua penguji dalam disertasi ini adalah Prof Dr. Ir. Purwanto, DEA, dengan sekretaris penguji, Dr Hartuti Purnaweni, MPA. Sedangkan anggota penguji Dr Ir Sudarsono, MT, Dr Totok Prasetyo, BEng, MT, Dr Ir. Hermawan, DEA, Dr. Henna Rya Sunoko, Apt, MES, dan Prof Dr Ir Budiyono, MSi.

Suparni Setyowati Rahayu mengatakan, energi merupakan salah satu faktor yang penting bagi terwujudnya kesejahteraan manusia secara global. Oleh sebab itu pengembangan teknologi produksi biogas menjadi energi terbarukan dari limbah tahu dalam upaya diversifikasi energi merupakan upaya yang perlu dikembangkan.

“Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengembangkan sy]istem energi terbarukan dari pengolahan air limbah tahu dengan reactor AnSBR dengan memanfaatkan lumpur selokan sebagai inokulum” jelasnya.

Dalam penyusunan disertasinya ini, lokasi yang dipilih untuk penelitian adalah Pedukuhan Pesalakan, Desa Adiwerna, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal. Dipilih, karena di daerah tersebut berkembang industri tahu yang merupakan salah satu mata pencaharian khas bagi sebagian besar masyarakat. Terdapat 342 unit usaha tahu di daerah tersebut yang produksinya mampu mensuplai kebutuhan masyarakat akan produk tahu untuk wilayah Kabupaten Tegal, Brebes sampai Cirebon.

Namun, air limbah dari industri tahu tersebut berpotensi mencemari lingkungan. Kadar bahan organik yang tinggi pada buangan air serta bahan yang terikat dalam air pada proses pengolahan tahu dapat menyebabkan gangguan pada ekologi ligkungan. Padahal bahan organik sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kegiatan lain misal sebagai bahan baku pembentukan biogas.

Teknologi pengolahan air limbah ini secara terintegrasi dengan penerapan produksi bersih dapat dilaksanakan pada industri tahu yang sudah memiliki digester konvensional maupun reactor AnSBR sebagai penghasil biogas yang beroperasi secara kontinyu dengan inoculum lumpur selokan sebesar 20%. Apabila industri tahu berskala kecil dapat digabungkan dengan industri lainnya asal tempatnya berdekatan, ungkapnya,  sehingga pengolahan air limbahnya dapat menggunakan AnSBR secara komunal. Dalam sebuah sentra industri tahu akan lebih mudah untuk mengumpulkan air limbah yang dihasilkan. Karena dalam sentra tersebut letak industri tahu terkonsentrasi dalam suatu wilayah. Dari seluruh penelitian ini, Suparni mengatakan kebaruan dari penelitian ini adalah mendapatkan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan melalui konsep teknologi penggunaan reactor AnSBR dan inoculum lumpur selokan dari limbah industri tahu secara terintegrasi sehingga didapatkan efisiensi energi. (ks02)

About Admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

x

Check Also

Rekor Nasional, Keperawatan Unissula Luluskan 230 Ners

SEMARANG (kampussemarang.com)– Sebanyak 230 mahasiswa Profesi Ners Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) Unissula  mengikuti sumpah Ners ...